Menggelegar gemuruh diatas sana.. Aku disini, dipenginapan dipinggir pantai ini.. Sejenak teringat akan mereka yang tertinggal dirumah..
Rindukah diriku…? Tentu saja…
Kenapa selalu lari….? Mengapa harus menghindar…? Aku tersenyum simpul… Entahlah… Aku sendiri bertanya mengapa…
Disini.., ditempat ini.. Dipinggir pantai ini… Terkadang aku merasa damai.. Hanya itu jawabku…
Benarkah….? Dan, aku hanya tersenyum simpul… Entahlah… Aku sendiri bertanya mengapa…
Bumi Pantai Cermin
************************** Hidup memang sulit.. Hidup memang keras.. Dan hidup juga suatu kepuasan saat kita berhasil menjadi pemenang atas segala ujian.
Menjadi
pemenang bukan berarti menang mengikuti hawa nafsu. Namun menjadi
pemenang saat bisa menerima dengan ikhlas setiap kekalahan.
Terkadang, untuk mengumpulkan semangat hidup kembali, seseorang perlu berpaling sejenak dari rutinitasnya..
Apakah ia melarikan diri..? Apakah ia menghindari masalah…?
Jangan
terburu berprasangka.. Cukup melihat dan bila perlu mengulurkan tangan
untuknya.. Namun jangan mengguruinya dengan kalimat yang kita sendiri
tidak tahu maknanya…
****************************
Pukul
06:53 Pagi.. Indah kulihat bias embun dikaca penginapanku. Sepertinya
hujan deras dini hari tadi membentuk keindahan suci pagi ini.. Sangat
indah… Sangat indah… Bisikku kagum…
Mata ini belum terpejam
sedikitpun.. Sayang rasanya bila tertidur saat bersatu dengan alam..
Nyanyian ombak tak terdengar.. Barangkali Sang Dewi sedang bersahabat
dengan para nelayan hingga enggan membuat perahu mereka terhempas riak
anak ombak..
Ku pandangi wajah mereka, anak-anakku.. Tersenyum ku
melihat damai mereka dalam lelap.. Sangat bahagia… Sangat bahagia…
Bisikku bersyukur…Bias embun dikaca penginapan pinggir pantaiMasihkah bibir itu terkatup untuk tidak mensyukuri ciptaanNYA....?Hanya ungkapan puji dan syukur atas amanah yang diberikanNYA kepada kita...Terimakasih TUHAN... Terimakasih untuk segala ciptaanMU yang terkadang lalai kami syukuri....Saat
bencana itu datang.. Saat bencana itu mengambil mereka yang kita
kasihi.. Saat bencana itu memporak-porandakan lahan yang telah kita
rawat dengan susah payah, kita memekik.. Kita mengutuk alam, kita
mengumpat alam dan menjerit "ALAM SUDAH TIDAK BERSAHABAT LAGI"..
Benarkah...?! Bukannya kita yang memang tidak pernah BERSAHABAT dengan
ALAM...?
PANTAI KU INDAH NAMUN TERTUTUPI OLEH SAMPAH DAN KERUMUNAN LALAT…..!!!ALAM
ku... Seandainya kau bisa berkata, pasti kau akan memohon agar kami
menjaga sucinya riak-riak air mu... Agar kami tidak semena-mena dengan
mengotori gemulai ombakmu... Namun kau hanya ciptaanNYA yang terdiam..
Hingga saat TUHAN tak lagi mampu mendengar isak mu, IA perintahkan kau
untuk menunjukkan kuasa mu..Pernahkah terfikir, bocah-bocah itu ANAK, ADIK, SAUDARA KITA yang bermain dengan sampah....?Canda tawa mereka adalah kebahagiaan kita, kelak....